Sabtu, 29 Agustus 2015

Pada tanggal 19 Agustus 2015 kemarin, kelompok filsafat kami mewawancarai beberapa orang yang ada di sekitar kampus Universitas Tarumangara.

Kami memberikan beberapa pertanyaan mudah mengenai filsafat.
Berikut pertanyaannya:

1. Apa yang kamu ketahui tentang filsafat?
2. Siapa tokoh filsafat yang kamu ketahui?
3. Jika iya kamu mengetahui tentang filsafat, apakah manfaat dari ilmu filsafat ini dalam kehidupan kamu?

1. Sri (Office Girl Universitas Tarumanagara)





2. Risma (Mahasiswi Psikologi)



3. Henri (Satpam Universitas Tarumanagara)




4. Christina & Regina (Mahasiswi DKV)




5. Dhia (Mahasiswi Fakultas Kedokteran)

a. Part 1


b. Part 2




Posted on 14.00 by Grup Filsafat Psikologi UNTAR 2015

No comments

1.       Pengertian dan Definisi Filsafat
-          Etimologi “Filsafat”, bahasa Yunani philosophia, kata majemuk dari philos artinya kekasih, sahabat, dan sophia artinya kebijaksanaan/kearifan/pengetahuan. Secara harfiah philosophia berarti mencintai kebijaksanaan sahabat pengetahuan.
-          a) Filsafat Pra-Sokratik: Filsafat adalah ilmu yang berupaya memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.
b) Plato: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran asli dan murni
c) Aristoteles: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari prinsip dan penyebab realita yang ada
d) Rene Decartes: Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyeledikannya ialah Tuhan, alam, dan manusia
e) William James: Filsafat adalah suatu upaya luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.

2.       Asal Mula Filsafat
-          Empat Hal yang Melahirkan Filsafat

1.       Kekaguman/Keheranan
2.       Ketidakpuasan
3.       Hasrat Bertanya
4.       Keraguan (Aporia)

3.       Sifat Dasar Filsafat
-          Berpikir radikal untuk mencapai akar permasalahan dan memperjelas realitas
-          Mencari asas berupaya menemukan asas paling hakiki
-          Mencari kebenaran
-          Mencari kejelasan
-          Berpikir rasional
4.       Peranan Filsafat
-          Pendobrak: Pintu tradisi yang sakral dan tak bisa diganggu gugat
-          Pembebas: Membebaskan manusia dari cara berpikir mitis dan mistis
-          Pembimbing: Berpikir secara logis dan sistematis
5.       Kegunaan Filsafat
-          Bagi ilmu pengetahuan: Induk ilmu pengetahuan, melahirkan, merawat, dan mendewasakan ilmu pengetahuan
-          Bagi kehidupan praktis: Filsafat membantu manusia memahami arti



Sumber:
Presentasi Dr. Raja Oloan Tumanggor & Rd. Carolus Suharyanto, Lic. Th, M. Si.

Posted on 13.24 by Grup Filsafat Psikologi UNTAR 2015

No comments

Apa Itu Filsafat?

Pendahuluan
Ilmu pengetahuan = Pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.
Filsafat = Pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh kenyataan.

Pengertian, Tujuan Belajar Filsafat:
Philos (pencari) dan Sophia (kebijaksanaan) dapat diartikan sebagai “Cinta akan Pengetahuan”

Ada 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat:
- Keheranan ; Thaumasia. “Mata kita memberikan pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit.” – Plato
- Kesangsian ; Agustinus (354 – 430), Descartes (1596 – 1650) menunjukkan kesangsian sebagai sumber utama pemikiran. Manusia heran, kemudian ia ragu-ragu apakah Ia telah ditipu dengan panca inderanya?
- Kesadaran keterbatasan ; ketika manusia menyadari betapa kecil dan lemahnya ia disbanding alam semesta sekelilingnya.

Tiga jenis abstraksi:

- Aristoteles (384 – 322)
- Abstraksi (abstrahe; menjauhkan diri, mengambil dari.)
- Abstraksi menghasilkan “matematis dan pengetahuan teologis”
- Pengetahuan yang mencakup ketiganya adalah Metafisika

1.       Tahap Satu          : Fisika (Physos ; Alam) – Pengamatan inderawi (Hile Aistete)
2.       Tahap Dua           : Matematika (Matematika ; Pengetahuan Ilmu) – Segi yang dapat        dimengerti (Hyle noete)
3.       Tahap Tiga           : Teologi (Filsafat Pertama) – Tuhan

Cabang-cabang Filsafat:



Sejarah Filsafat

Panorama Sejarah Perkembangan Filsafat:

1.       Sejarah Perkembangan Filsafat di India

-          Keyakinanan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos.
-          “Berteman” dengan dunia

a.       Jaman Weda (200 – 600 SM)
-          Masa terbentuknya literatur suci
-          Masa rite korban dan spekulasi mengenai korban
-          Masa refleks filsafat dalam Upanisad

b.      Jaman Skeptisme (200 SM – 300 M)
-          Reaksi terhadap ritualisme dan spekulasi
-          Buddhisme dan Jainisme
-          “Kontrareformasi” dalam bentuk enam sekolah ortodoks. “Saddharsana”

c.       Jaman Puranis (300 – 1200)
-          Perkembangan karya-karya mitologis, terutama berhubungan dengan Siswa dan Wisnu.

d.      Jaman Muslim (1200 – 1757)
e.      Jaman Modern (setelah 1757)

2.       Sejarah Perkembangan Filsafat di Cina

a.       Jaman Klasik (600 – 200 SM)
-          Konfusianisme
-          Taoisme
-          Yin-Yang
-          Moisme
-          Ming Chia
-          Fa Chia

b.      Jaman Neo Taoisme dan Budhisme (200 SM – 1000 M)
-          “Transendensi di seberang segala nama dan konsep”
-          “Di seberang adanya”

c.       Jaman Neo Konfusianisme (1000 – 1900)
d.      Jaman Modern (setelah 1900)

3.       Sejarah Perkembangan Filsafat di Barat

a.       Jaman Kuno (600 SM – 400 M)
-          Permulaan
-          Puncak Jaman Klasik
-          Hellenisme
(+) Stoisisme oleh a.l. Zeno (333 – 262 SM)
(+) Epikusrisme oleh Epikuros (341 – 270 SM)
(+) Neo-platonisme oleh Plotinos (205 – 270 SM)

b.      Jaman Patristik dan Skolastik

c.       Jaman Modern
-          Renesanse
-          Jaman Barok
-          Fajar Budi
-          Romantik

d.      Jaman Sekarang (Post Modernisme)
-          Positivisme
-          Marxisme
-          Eksistensialisme
-          Fenomenologi
-          Pragmatisme
-          Neo-Kantianisme dan Neo-Tomisme
-          Aliran-aliran paling baru

Tugas Filsafat menurut Filsuf:
1.       Karl Popper
-          Berpikir kritis mengenai alam raya dan tentang manusia di dalamnya ; berpikir mengenai kemampuan kita dan kemampuan kita terhadap kebaikan dan kejahatan.
2.       Gabriel Marcel
-          Sikap penghargaan dan sikap keterbukaan, kerelaan untuk menerima.
3.       Alfred North Whithehead
-          Menekankan bahwa abstraksi dari ilmu-ilmu hanya bersifat abstraksi
-          Melengkapi ilmu-ilmu dengan cara: membandingkan hasil ilmu-ilmu dengan pengetahuan intuitif mengenai alam raya, pengetahun yang lebih konkret, sambil mendukung pembentukan skema-skema berpikir yang lebih menyeluruh.



Sumber:
http://filsafatilmudanlogika.blogspot.com/
Hamersma, Harry. (1981). Pintu masuk ke dunia filsafat. Yogyakarta: Kanisius. 

Posted on 13.21 by Grup Filsafat Psikologi UNTAR 2015

1 comment

Jumat, 28 Agustus 2015

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/45/Thales.jpg

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. 

Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, 

Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa 

Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).

Bibliografi Thales:
Nama:
Thales dari Miletos
Lahir:
624–625 SM
Meninggal:
547–546 SM
Aliran/tradisi:
Minat utama:
Gagasan penting:
Air adalah prinsip dasar segala sesuatu, Teorema Thales
Dipengaruhi:
Astronomi Babilonia & Mesir Kuno Matematika and Agama
Memengaruhi:



Pemikiran


1. Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu

  Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.



2. Pandangan Tentang Jiwa

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.



3. Theorema Thales

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai berikut:

1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.





4. Pandangan Politik

 Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.




Sumber:
http://lenapha09.blogspot.com/2013/04/tokoh-filsafat-thales.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Thales
https://lamunansenja.wordpress.com/tag/biografi-thales/

Posted on 17.15 by Grup Filsafat Psikologi UNTAR 2015

1 comment



Kami mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara 2015.
Blog ini kami buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Filsafat.


Kami terdiri dari:
(Penjelasan dari sebelah kanan)

1. Rahelda Defanti Rogabe Sibagariang - 705150154

2. Fernanda Tianingsih - 705150059

4. Rike Puiskalaraswita - 705150056

5. Agnes Delta Tanuwisapta - 705150073

6. Zamia Safira - 705150155



Terima kasih :)

Posted on 16.56 by Grup Filsafat Psikologi UNTAR 2015

2 comments